erythrocyte
( Sel darah merah, red blood cell, RBC, eritrosit )
Sel darah merah ( Eritrosit, red blood cell, RBC, erythrocyte ) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah.
1. Bentuk Cakram Kecil Bikonkaf, diameter ± 7 mikron
2. Umur eritrosit ± 115 Hari, setelah itu eritrosit mengalami destruksi
3. Terdapat 5.000.000 sel /milimeter kubik darah
4. Jika satu persatu terlihat berwarna kuning tua pucat
Dalam jumlah besar memberi warna merah darah, karena mengandung hemoglobin yang didalamnya terkandung Fe.
B. Fungsi Eritrosit
1. Transport O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan
Mekanisme pengikatan O2 dan CO2 :
a. Mekanisme Pelepasan Oksigen
Ketika kadar CO2 dan H2O naik, maka kemampuan Hb untuk mengikat oksigen turun. Dengan demikian, kalau eritrosit dengan muatan oksigennya sampai jaringan perifer, maka eritrosit akan menanggapi naiknya kadar CO2 dengan melepaskan oksigen yang dibawanya
b. Mekanisme Pengikatan Oksigen
Eritrosit mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-)
Di paru-paru, bila molekul Hb mengikat molekul oksigen , maka ia juga melepas H+ . ion H+ yang dilepas bergabung dengan ion bikarbonat dalam plasma membentuk asam bikarbonat, yang kemudian melepas CO2 untuk dihembuskan.
2. Dapar asam-basa dalam tubuh
3. Melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah
Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa Snitrosothiol -saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.
4. Berperan Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
C. Eritropoesis
sel induk melalui sel progenitor CFU GEMM
( unit pembentuk koloni
Eritropoesis
Hemositoblas
Rubiblas
Prorubrisit
Rubrisit
sel pertama dalam urutan yang mulai mensintesis Hb
metarubrisit
Sintesa hb maksimum sedangkan inti dibuang
Retikulosit
Eritrosit
granulosit, eritroid, monosit, dan megakariosit )
BFU E (unit pembentuk letusan eritroid )
CFU eritroid ( Colony forming unit Eritrosit )
Pronormoblast
prekursor eritrosit yang dapat dikenali
pertama kali di sumsum tulang
Normoblas awal
Normoblas intermedia ( polikromatik )
Normoblas lanjut ( piknotik )
Retikulosit
Eritrosit
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh
E. Komponen Eritrosit
1. Membran
Komposisi membran eritrosit seperti juga membran sel lainnya yaitu terdiri dari :
a. Trilaminar structure
1) outer hydrophilic
2) Central hydrophobic
3) Inner hydrophilic
b. Protein
1) Integral
Integral (glycophorin A, B, C dan pita 3), pita 3 merupakan tempat mengikatkan cytoskeleton terhadap lapisan lipid, juga sebagai anion pertukaran protein.
2) Perifer
Perifer (dibentuk dari membran skeleton) yang berkontribusi terhadap bentuk sel, stabilitas membran, perubahan bentuk dan viscoelastic. Terdiri dari spectrin, actin, ankyrin dan pita 4.1.
Karakteristik eritrosit yang utama yaitu perubahan bentuk, hal ini penting karena eritrosit harus bersifat flexible untuk menyusup ke kapiler-kapiler yang sangat kecil.
Peningkatan konsentrasi hemoglobin atau penurunan fluiditas dapat menurunkan kemampuan berubah bentuk. Akumulasi dari merman kalsium mengakibatkan sel kaku, berkerut dan mengurangi kemampuan berubah bentuk.
Permeabilitas juga dibutuhkan seperti H2), Cl-, HCO3- dapat melewati membran secara bebas. Pompa kation mengatur keseimbangan Na+ dan K-. Deviasi dari permeabilitas influk Natrium akan mengakibatkan sel berubah bentuk.
c. Lipid Membran eritrosit
1) 95% lipid terdiri dari Kolesterol tidak teresterifikasi yang akan berpengaruh terhadap area permukaan permeabilitas cation pasif, Phospholipid bilayer mobilitasnya berkontribusi terhadap fluiditas membran.
2) 5% sisanya terdiri dari glicolipid dan Free fatty acids.
2. Sistem enzim
a. pyruvate kinase
b. G6PD
c. Karbonat anhidrase
Enzim karbonat anhidrase mengkatalis reaksi berikut: CO2 + H2O-H2CO3. Pada jaringan perifer di mana CO2 diproduksi, karbonat anhidrase mendorong reaksi kearah kanan. Dalam lingkungan paru-paru di mana CO2 relatif lebih rendah dibandingkan di lingkungan jaringan, enzim menggerakkan reaksi ke arah kiri. Karbondioksida juga langsung diangkut lamgsung pada molekul Hb dalam membentuk gugus karbamino. Asam amino dalam rantai α dan rantai β molekul Hb memiliki gugus asam amino lebih ( NH2 ). Asam amino demikian seperti histide, arginine, dan lysine dapat bergabung dengan karbonsioksida.
3. HB
Ø Pigmen pembawa oksigen dlm eritrosit dan transport CO2 dari jaringan
Ø Protein dgn BM 64.45
Ø Komponen :
1. heme
( protoporfirin + besi )
2. globin
( Tersusun dari 2 rantai alfa + 2 beta )
Ø Sintesis di mitokondria
Ø Destruksi pada sistem RES , LIEN & HEPAR
F. Macam kelainan bentuk eritrosit
1) Poikilositosis (Bentuk Eritrosit yg tdk beraturan)
2) Anisitosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)
3) Elipsitosis / Ovalosit
4) Lakrimosit / tear drop cell
5) Target cell / sel sasaran
6) Alkantosit
7) Burr cells / Ekinosit
8) Crenated cells
9) Skistosit
10) Stomatosit
11) Sferosit
12) Leptosit
13) Sel sabit
14) shapped sel
15) Helmet cell
16) Anulosit
17) Triangulosit
Ø Pada pemeriksaan laboratorium untuk menegakan diagnosa penyakit anemia hemolitik dapat ditemukan sel eritrosit dengan morfologi abnormal seperti mikrosferosit, anisopoikilositosis, burr cell, hipokrom mikrositer, target cell, sickle cell, sferosit
G. Macam-macam susunan eritrosit
1) Auto aglutinasi
2) Formasi rouleux
Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi
0 komentar:
Posting Komentar